Jumat, 22 November 2013

hanya waktu yang menentukan


Eyva Maharani
Pagi yang cerah kembali menyapa. Sang fajar telah keluar dari peraduannya, tersenyum begitu indah. Bola matanya menyapa seorang gadis. Gadis yang setia menunggu, dan menanti sesorang pria yang jauh tetapi dekat di hatinya. Seorang pria yang jauh, tetapi meleekat di pikirannya. Siapa lagi kalau bukan eyva. eyva maharani lebih lengkapnya.
Pagi itu, mentari menyinari cahaya begitu mesra. Menembus jendela rumahnya dan memantulkan cahaya di wajah gadis itu. begitu manja. Namun Eyva enggan membalas sapaan pagi itu. Entah mengapa ia lebih bersahabat dengan hujan. Karena baginya saat hujan adalah waktu yang pas untuk menunggu. Menggabungkan setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun hanya untuk menyambut sebuah kedatangan. Hanya untuk menanti pria yang jauh tapi dekat di hatinya, pria yang jauh tapi selalu melekat di pikirannya. Karena bagi eyva hujan pasti kan ada pelangi yang indah. Ia akan selalu menjadi seorang penanti, seorang penunggu. sampai nanti pelangi yang ditunggu hadir menyapa dan memberikan warna lagi di kehidupannya. Ya.. evya percaya itu.
Apalah arti menunggu, berterima kasihlah pada waktu. Waktu yang memperkenalkan. Waktu yang membuat kita saling mengenal. Waktu yang akan memisahkan. Dan waktu juga yang akan mempertemukan. itulah status dari eyva malam itu. status yang ia tulis di media sosial sebagai ungkapan perasaannya kepada seorang pria yang biasa ia sebut dengan kata Abi. Sebab itulah dari dulu teman setia eyva hanyalah laptop dan modem. Kerena merekalah dua insan yang jauh itu bisa berbicara lebih banyak dan merasa lebih dekat.
Enatah sudah berapa banyak kata yang ditulis. Entah berapa banyak rindu yang tersimpan di hati eyva. Baginya menunggu sudah tidaklah sesuatu yang membosankan. Tidaklah sesuatu yang sia-sia. Kerena hasil dari menunggu yaitu sebuah pertemuan. Kerena bagi mereka, ketika harus dipisahkan dengan jarak, disaat itu lah mereka akan belajar tentang cinta yang sebenarnya.
Menunggu adalah perkara melebarkan kesabaran dan berharap yang dinanti akan datang menemui. Berharap kesabaran akan berbuah kebahagiaan. Itulah yang selalu ada di hati eyva. Tak status-statusnya yang tertera di beranda saya selalu seperti itu. selalu menggambarkan penantian. Menunggu dan terus menunggu kekasih hati nya yang jauh.
Malaysia dan indonesia, memeang masih tergolong sama-sama di asia dikarenakan kesibukan masing-masing kapasitas untuk pertemuan kedua insan itu tentunya sedikit. Hanya melalui teknologi sajalah kedua nya bisa lebih lama berbicang. Bertanya apa kabar hari ini. Bagaimana kegiatan hari ini. Bahkan mengucapkan kata kangen satu sama lain juga hanya bisa lewat media jejaring sosial itu.
Waktu indonesia bagian malam, malam itu saya melihat beranda. Gadis itu keliahatan bahagia, entah sengaja membuat seuasana bahagia atau hanya menghibur diri. Tapi dari kata-katanya tersirat begitu besar kerinduan hati eyva terhadap abi. begitu kuat hasrat jiwanya ingin bertemu belahan hati yang berada di negara yang lain. Kesabaran dalam hatinya begitu kuat sehingga mengalahkan ribuan bahkan jutaan jarak yang memisahkan. Baginya rasa cinta begitu besar dari pada jarak ini. Rasa cinta begitu kuat dari pada kerinduan ini.
Hujan malam itu eyva masih menunggu. saya tau eyva pasti menyukai hujan. Mungkin karena hujan menumbuhkan kesabarannya semakin besar dalam penantian. Berharap setelah hujan malam itu akan ada bintang muncul dan ia pilih satu dan berharap abi yang berada disana juga menunjuk bintang yang sama dengannya.
Begitu banyak keindahan yang diciptakannya dalam penantian. Eyva tidak sama sekali menjunjukkan kesedihan dalam penantiannya justru ia menampakkan ketabahan yang begitu besar dalam hatinya, tapi saya tau hatinya pasti sedang menangis menunggu abi yang jauh disana, berharap datang mengucapkan hallo dan memeluk erat tubuhnya yang sebenarnya lelah menunggu.
Eyva gadis yang begitu kuat. Baginya penantian ini adalah sesuatu yang harus dijalaninyya. Baginnya di dunia ini hanya ada abi. Penuh harap dan do’a di dalam hatinya berharap Abi lah yang menjadi jodoh nya. Eyva tau Tuhan itu maha arif. Jalani saja rencana nya hari ini. percaya. Dia Maha tahu yang terbaik.
Tidak ada kata bosan dalam hati eyva tuk terus menanti. Ia hanya percaya akan ada hasil dari penantiannya selama ini. Ia yakin apa yang diharapkannya akan terkabul hanya menjalani hari sesuai rancana. Karena eyva tau ia disini hanyalah skenario dan Tuhanlah menjadi sutradara dalam kisah cintanya ini.
Sungguh cinta telah membuat eyva begitu setia dalam penantian. Apalah arti sebuah jarak. Jika cinta lebih kuat.
Kala rindu yang begitu tak terkendali. Eyva hanya bisa menangis. Matanya berbinar dan air mata pun membasahi lekuk pipinya. Terlihat air mata kerinduan jatuh dari mata indah eyva. Saya tau eyva itu gadis yang kuat. Mungkin dengan menangis ia biasa sedikit mengalahkan kerinduannya yang begitu dalam.
Eyva merindukan abi. ia rela menjadi seorang penanti. Ia rela menjadi seorang penunggu. Demi satu yang ia jaga selama ini. Yaitu cinta. Cintanya kepada abi begitu besar. Lebih besar dari pulau indonesia – malaysia. Cintanya begitu dalam. Lebih dalam dari samudra yang memisahkan.
Lagu bruno mars mengalun malam ini. Saya tau eyva menyukai lagu itu. saya coba mendengar lagu itu agar saya bisa masuk ke alur kisah cintanya bersama abi. Eyva, gadis yang setia. Setia menunggu abi dan cintanya datang. Setia menjaga cinta jarak jauh yang mereka rajut bersama. Kesetiaan, kepercayaan, kesabaran, itu selalu tertanam di hati gadis itu selama ini.
Saya mencoba masuk ke dalam jembatan sejarah kisah Eyva dan Abi. kisah yang bertahun-tahun dihabiskan oleh jarak yang memisahkan. Eyva pasti merasakan rindu yang tak terbendung lagi. mungkin jawaban dari kisah Eyva hanyalah tentang masalah waktu, hati dan doa.
Waktu.
Hanya waktu yang mampu yang bisa saya lihat dari kesabaran Eyva yang setia menjadi seorang seorang penanti. Setia menjadi seorang penunggu. Tahun-tahun bertempur dengan kerinduan demi sebuah komitmen setianya cinta. Yaa.. seperti apa yang dikatakan gadis itu. waktu yang memperkenalkan. Waktu yang memisahkan. Maka nanti akan tiba waktu dimana mereka dipertemukan.
Hati
Hanya hati yang tahu. Hanya segumpal darah itu yang menjadi sumber kekuatan eyva akan sebuah penantian. Terkadang hatinya terguncang. Hari-harinya terasa Garang, panas kerontang akan kegelisahan yang datang dalam penantiannya. Tapi, eyva masih punya hujan, hujan yang menyejukkannya dalam penantian. Dan selalu dengan harapan ada pelangi setelah hujan.
Doa
Hanya doa, doa kepada sang kuasa Jembatan paling panjang yang Eyva lalui dalam penantiannya. Bagi eyva Tiada ujung yang ditangkap dan tiada awal yang dikenal kalau semua bukan kerena yang Kuasa. Seperti kata-kata orang Setiap usaha dan doa pasti akan ada hasil. Ya.. dari penantiannya dan doa yang selalu ia panjatkan dalam setiap waktu nya berharap Abi kan datang menemuinnya sampai saat nya tiba.
Eyva adalah seorang gadis yang telah mengenali kekuatan waktu nya dalam penantian, Eyva adalah gadis yang telah mendalami pengetahuan hatinya dalam penantian, dan eyva adalah gadis yang selalu dalam penantiannya diselami dengan doa.
Saya melihat dari sisi lain, dari setiap status-status yang ia buat terdapat sebuah penantian yang begitu kuat. Cinta yang begitu dalam. Dan kesabaran yang begitu menumpuk. Tentunya buat abi. abi yang jauh di mata, dekat di hati. Abi yang jauh tapi melekat di pikirannya.
(Ditambah status terakhir kali eyva)
Hidup telah menunjukkan dengan caranya sendiri bahkan kita lah yang memandu diri kita sendiri. Seperti eyva yang setia memandu dirinya tetap menanti dan terus menunggu abi yang ia cintai. Tak perlu tau kemana ini semua berakhir yang penting ia tetap menunggu. baginya, itulah keajaiban yang ia cari. Yang dihidangkan semesta untuknya dan dilahapnya habis satu persatu kerinduan yang begitu mendalam itu hingga habis di satu titik dimana mereka harus bertemu disuatu tempat dimana Eyva dan abi akan kenyang akan kebahagiaan.
SEKIAN
Cerpen Karangan: Ogy Pratama (abang_kacamata)
Facebook: Ogy Pratama

penyesalan yang terlambat


Pertemuan singkat itu mengawali kisah kasihku di sekolah. Pertemuan yang akhirnya merubahku menjadi sosok wanita yang tak punya moral. Merubah semua kehidupanku. Kehadirannya di hidupku seakan menghipnotisku untuk mengikuti permainan konyolnya. Permainan yang seharusnya dapat aku jauhi.
Sosok Andi yang biasa menipu semua orang yang ada di dekatnya, cakep sih tapi bertolak belakang dengan sifatnya yang tak pernah mengenal moral dan agama. Dan aku salah satu cewek yang telah terjebak dalam permainannya. Membuatku sulit tuk melangkah meninggalkan sosok Andi yang terlanjur menjadi tamu di hatiku.
Baik, tak akan ku ceritakan panjang lebar Andi itu seperti apa.
Aku siswi SMA Tunas Bangsa kelas XI. Namaku Sinta. Sinta Dwi Prihastuti. Aku berasal dari orang yang berkecukupan. Semua menghormatiku, karena aku anak dari Ayah yang terkenal. Aku anak tunggal dari kedua orang tuaku. Tetapi, walaupun aku anak tunggal orangtuaku tidak pernah yang namanya memanjakanku. Dari kecil aku hidup mandiri. Dan Alhamdulillah sampai umurku 17 ini, aku belum pernah mendapat perlakuan kasar dari orang tuaku sebelum akhirnya Andi merubah kehidupanku.
Perkenalanku bermula saat aku naik ke kelas XI, diamana orang-orang mengatakan masa-masa ini adalah masa nakal-nakalnya seseorang. Andi pindahan dari SMA swasta di Jogja. Dia masuk di kelasku dan duduk di belakang bangku ku. Otomatis aku denngan cepat mengenalnya, selain karena aku orangnya supel aku juga terkenal ramah terhadap siapapun kenal atau tidak itu tidak masalah. Prinsipku menambah teman itu akan sangat berarti untuk masa yang akan datang.
Hari-hariku semakin berwarna dengan hadirnya Andi, selain dia baik dia juga supel sepertiku. Yang aku suka darinya adalah cara dia mendekati cewek. Aku semakin akrab dengannya. Kesana sini berdua, sampai teman-teman mengira kita pacaran. Hahaha… padahal Cuma sekedar teman biasa nggak lebih dan aku sendiri juga tidak pernah berpikiran sampai kesitu.
Hari itu hari Minggu, aku bangun lebih siang dari biasanya, malas juga karena malamnya aku sibuk lembur ngerjain tugas. Yang harusnya malam minggu buat refreshing malah ngerjain tugas. Setelah mandi aku mendapati hpku bunyi. Karena dari tadi malam aku tidak pegang hp, 15 panggilan tak terjawab dan 22 pesan pun aku tidak tahu. Dan itu semua dari Andi. Kubuka satu per satu dari pesan itu, dan aku benar-benar kaget. Andi menyatakan cintanya lewat hp. Dia minta hari ini untuk ketemuan di taman tempat biasa kita main. Aku bukan hanya bingung, pikiranku kacau. Aku bingung antara datang atau tidak. Kalau tidak, nanti dikira aku nggak menghargainya. Tapi kalau datang, aku malu. Malu setelah dia mengungkapnkan perasaannya, dan juga alasan karena aku bingung menerima atau menolak.
“sin, kok diem sih? gimana mau nggak, aku serius sama kamu.” Andi bertanya padaku. Aku masih diam tak berkata apa-apa. “mungkin ini terlalu cepat, tapi aku sudah nggak bias nahan perasaan ini lebih lama lagi sin,”
“Emm… gimana ya Ndi, aku bingung” ucapku. “Lhoh.. kenapa bingung, kamu percaya deh sama aku. Aku bener-bener sayang sama kamu sin”
Aku menatapnya dan tersenyum manis, dia masih mengerutkan dahi. “Aku mau Ndi, aku percaya sama kamu. Selama aku kenal sama kamu. Aku nggak pernah ngerasain kesedihan di hatiku. Aku merasa nyaman aja sama kamu.”
“Makasih sin, aku sayang kamu.” Andi memelukku. Kita jalan sampai sore dan akhirnya aku diantar pulang oleh Andi.
Aku dan Andi sudah jalan 1 tahun, selama setahun itu aku nggak pernah ada masalah sama dia. Dia juga bisa jaga aku. Tapi, akhir-akhir ini, aku sering di ajak ke tempat tempat yang menurutku itu tak pantas untuk cewek seusia aku. Apalagi aku masih sekolah. Dia mengajak aku ke tempat tempat terlarang. Dan kerap kali aku di ajak minum-minuman keras. Dan yang aku herankan, kenapa aku sama sekali nggak nolak ajakannya. Aku merasa senang aja, aku nggak bisa berfikiran jernih. Sampai akhirnya aku mulai berani keluar malam dengan Andi. Orang tuaku sebenarnya sudah melarang, tapi aku malah melawan dan berani membentak orang tuaku dengan alasan aku bosan hidup seperti ini.
Sejak itulah aku menjadi cewek yang suka keluar malam, jauh dari agama, berani dengan orang tua, dan tak jarang aku bolos bersama Andi hanya untuk menghabiskan waktu berdua. Mungkin terlihat aneh, tapi itu kenyataan. Andi benar-benar telah merubah kehidupanku menjadi cewek yang rusak.
Sampai pada suatu hari aku dan andi pergi berdua ke hotel, aku tak menolak dan aku tak pernah berfikiran yang aneh-aneh. Positif thinking saja. Tapi, akhirnya semua dugaanku salah. Andi merusak diriku. Dia menjadikanku sosok wanita kotor yang tak pernah lagi bisa untuk diperbaiki. Dia menjadikan aku dikeluarkan dari sekolah. Aku menyesal, namun semua telah terlanjur. Saat itu Andi bilang mau bertanggungjawab atas semuanya.
Tapi setelah usia janin yang ada di kandunganku telah berumur 3 bulan, aku tak pernah lagi mendengar kabarnya. Aku tak pernah bisa menghubunginya. Aku berusaha mencari informasi tentangnya. Tapi yang kudapat hanya cemoohan, hinaan, dan cacian dari mulut orang-orang di sekitarku.
“Ya Allah… ampuni aku. Aku telah menjadi wanita yang kotor, aku hina, aku tak pantas lagi mendapat ampunanMu. Ya allah… Apakah aku masih pantas mendapat seseorang yang bisa amenerima aku dengan kondisiku seperti ini. Agar kelak jika Engkau mengizinkan, biarkan bayi ini mempunyai ayah walaupun ayah itu bukan ayah kandungnya. Ya Allah… aku mohon, izinkan aku mendapat ampunanMu, aku menyesal, aku bertaubat kepadaMu, ya Allah…” aku menangisi semuanya, tapi kini sudah tidak ada guna.
Akhirnya Allah mengabulkan do’aku. Dia mengirimkanku pangeran yang bias menerimaku apa adanya. Aku benar-benar bersyukur.
NB: Untuk sahabatku, berhati-hatilah dalam bergaul. Jangan jadikan hidupmu sia-sia karena nikmat dunia yang hanya sementara. Jadikan dirimu sebagai seorang yang berguna. Jangan mudah terpengaruh godaan dunia. Pegang teguh imanmu. Jangan rusak dirimu sendiri.

kepergiannya


kepergian beliau sungguh mengejutkan
Pada saat hujan baru saja reda. Suasana dirumahku sangatlah cerah. Pada sore itu aku dikejutkan oleh kedatangan bapakku yang baru saja pulang dari        Surabaya dalam keadaan sakit. Pada sore itu kondisi beliau sangat lemas. Setelah itu akhirnya beliau dibawa ke dokter daerah tempat tinggalku. Sesempai disana beliau disarankan untuk melakukan tes darah ke RSUD. SYARIFAH AMBAMI RATO EBU, tetapi beliau mengabaikan saran tersebut karena menurut beliau kondisinya tidak terlalu parah.
Setelah beberapa hari menjalani pengobatan dirumah, tetapi kondisi beliau semakin parah. Pada sore hari jam 16.30. Tanggal 26 April 2012 beliau dibawa ke RSUD. SYARIFAH AMBAMI RATO EBU. Sesampai disana beliau segera melakukan tes darah agar dapat diketahui  penyakit yang beliau derita. Setelah itu, beliau dipindahkan ke ruang ICU. Pada malam harinya, hasil LAB menunjukkan bahwa beliau menderita penyakit komplikasi. Sehingga kondisinya sangat drop dan tak dapat melakukan aktivitas apapun.
Setelah melewati perawatan beberapa hari di rumah sakit, tetapi kondisinya tidak ada perubahan. Pada sore hari tanggal 01 Mei 2012 beliau berpesan kepada saya “ Kalau tidur jangan terlalu malam “ dan beliau juga berpesan kepada adik saya “ Jangan sering marah_marah dan tidak menuruti apa kata ibumu “. Saya hanya bias menganggukkan kepala tanda bahwa akan menuruti  pesannya.
Tepat pada tanggal 02 Mei 2012, beliau dipindahkan ke ruang perawatan karena kondisinya mungkin agak membaik. Setelah beberapa hari menjalani perawatan kondisi beliau bukan bertambah sembuh, melainkan tambah parah . Pada tanggal 05 Mei, kondisi beliau sangatlah parah, sampai _sampai beliau tidak ingat ke setiap orang di sekitarnya. Pada jam 00.45 beliau sudah tidak sadarkan diri dengan nafasnya yang sangat sesak. Pada jam 05.00 Saya disusul beserta adik saya, untuk melihat kondisi beliau yang sudah tinggal menunggu waktu. Pada jam 09.00 beliau sudah meninggalkan kami untuk selama_lamanya.
Beliau meninggalkan kami untuk selama_lamanya, tapi apalah daya, takdir tidak dapat diprediksi kapan datangnya. oleh siapapun dan dimanapun, hanya Allah lah yang mengetahuinya. Di dunia ini tidak ada manusia yang tidak mengalami kematian. Kepergian beliau menimbulkan luka mendalam bagi kami. Karena beliau merupakan bapak terbaik bagi saya dan adik saya pada saat aku membutuhkannya.




Kerinduanku pada sahabatku


KERINDUANKU PADA SAHABATKU
Tadi siang, di sekolah aku memperhatikan seorang wanita berpipi chubby itu. Dia menari di hadapan banyak orang, dia kurang tersenyum dalam setiap langkah yang ia tap, tap, tap kan di lapangan. Ia juga lebih tampak cantik dengan polesan make up tipis di wajahnya. Aku merasakan sebuah kerinduan, juga cinta yang sudah lama aku miliki untuknya. Sahabat, wanita.
Dulu aku tidak pernah terbayang bahwa aku akan dekat sekali dengan wanita ini. Lucu, kami sudah saling kenal lama. Tapi sayangnya, kami dekat dan benar-benar saling mengenal baru 2 tahun ini.
Kami dekat sejak kami memilih tempat bimbel yang sama. Dari sana juga aku mencoba mengenalnya. Anaknya baik, manis. Namun seiring waktu, kami selesai pada jenjang menengah pertama ini. Namun, Aku memilih melanjutkan study ke sebuah daerah dingin di Jawa Barat, kuningan. Sedangkan ia? Ia masih di kota raflesia ini.
Aku jadi ingat waktu kelulusan dan pengumuman hasil UN. Ia menangis sejadi-jadinya karena nilainya tidak memuaskan dan tidak mampu menembus SMA yang ia inginkan. Disana, di depan perpustakaan aku memeluknya, mencoba menenangkan dan memberi semangat untuknya. Tapi ia malah meronta-ronta dan bilang “kamu enak, kamu sudah mendapatkan SMA yang kamu mau, tapi aku? Aku bisa kemana dengan nilai ini?.” Aku masih membujuknya dan mencoba menenangkannya. Lalu setelah ia lebih merasa tenang, aku mengajaknya pulang dan pergi ke tempat bimbel kami. Ia menolak, aku melihat persis kekecewaan yang ia rasakan saat itu. Haha, ia akan lebih terlihat manis ketika menangis.
Setelah mempersiapkan semuanya, aku siap terbang menjadi anak rantauan saat itu. Namun 2 hari sebelumnya aku sempat menghabiskan 1 hari penuh dengannya, kami benar-benar lepas menikmati hari dan siap untuk melanjutkan langkah lagi. Yang membuat aku menjadi terharu setelah kami melewati seharian penuh itu. Ia pulang, dan aku pulang. Mungkin baru saja menaikkan badannya ke sebuah angkot itu sebuah pesan baru masuk ke handphoneku. Ia mengatakan…
“icha, makasi ya. Jujur dari tadi aku nahan nangis. Maaf nggak bisa nganterin kamu besok…
Ia menghabiskan 1 halaman full pesan. Ya tuhan, ternyata sahabat yang manis adalah sahabat yang mampu memperoleh air mataku.
Setelah 1 bulan di asrama akhirnya kami mendapat jadwal liburan selama 3 minggu. Pada perpulangan itu dia juga tidak bisa menjemputku di bandara. Tapi besoknya, dia langsung datang dan menemuiku di rumah. Jarak rumah kami tentu tidak dekat, ia harus menempuh waktu selama 1 jam. Dan bayangkan harus memainkan gas motor selama itu sendiri.
Datang dan duduk dengan manis. Sebelum pulang, wanita itu memberikan sebuah bingkisan. “ini.” Katanya. “kado buat kamu.” Lanjutnya. Sebuah boneka emotion hug yellow.
3 minggu bukan waktu yang lama kan?
Aku juga harus kembali pulang ke sekolah lagi. Siang itu di bandara dia datang. “ayo nak, masuk” ayah menyeru dari dekat pintu bandara. Wanita itu malah menggenggam tanganku, titik air mata sudah melambung di matanya. Aku juga merasa terharu harus kembali pulang, sampai dengan paksa aku harus melepasnya dan melambaikan tangan. Beradu isak tangis serta rindu yang harus bertahan selama berbulan-bulan kedepan untuk sahabat ini.
Berbulan-bulan disana membuat aku semakin memikirkan orang tua, terutama bunda. Bunda pun begitu, dan entah fikiran dan pembicaraan mengarah kepada pindah sekolah.
Habislah waktu 1 semester disana. Bunda menanyakan “lalu, mau masuk mana kamu?” awalnya aku memilih untuk ke sebuah SMA Negeri yang 1 kawasan dengan SMP ku dulu. Namun bunda dan ayah menolak. Kebetulan hari itu seorang wanita manis singgah ke rumah. Awalnya bunda sudah menawarkan untuk pindah ke sebuah Madrasah, namun aku masih memikirkan semuanya dahulu. “kayaknya ica bakal 1 sekolah sama kamu deh!” kata bunda kepada wanita itu. Dengan bersemangat ia menjawab “iya buk, iya. Beneran kan?”
Melihat sahabat yang menerima baik rencana itu aku semakin ingin menerima tawaran bunda pula. Setelah semuanya diurus, aku resmi menjadi seorang murid dan kembali 1 sekolah dengan wanita itu. Ia memintaku untuk memilih 1 kelas dengannya.
Hari itu aku merasa terlahir sebagai anak baru SMA lagi. Semua harus aku kenali lagi, harus mencicipi keberanian lain disana. Melihat kondisi. Minimal bisa berinteraksi dengan baik lagi. Namun bagaimana kondisi dengan wanita itu? Kami duduk dengan jarak yang dekat. Beberapa hari awal masuk aku masih dengannya. Namun setelah itu semuanya berbeda, merasa terhalang dengan kehadiran pihak segerombolannya yang jelas saja dari muka mereka sudah tidak menyukaiku. Terutama wanita bernama hana itu, dia duduk di samping sahabatku.
Di sebuah persahabatan ada juga yang namanya segitiga? Iya. Aku baru tau itu ketika aku tau bahwa hana tidak mau wanita itu dekat denganku. Mau bagaimana? Kami sudah dekat sejak lama. Lebih lama dari mereka dekat tapi lagaknya mematikan. Sampai yang membuat aku kecewa dengan wanita manis itu ketika ia mengirim sebuah pesan “maaf ca, kita harus menjauh sementara” itu artinya apa? Jelas artinya bahwa ia memilih menjauhiku dibanding harus dijauhi oleh hana. Biadap? Sangat.
Sampai aku memilih untuk pindah ke tempat yang lebih jauh dari mereka berdua. Dari sudut kelas diam-diam aku dan hana, kami saling menatap dengan keras. Memberikan tatapan tanpa persahabatan. Suasana kelas mulai beda, wanita manis itu sering sekali menangis. Dari dulu, dari awal kami bersahabatan aku juga tidak pernah tega untuk melihatnya menangis. Namun di kelas siang itu, aku harus menahan iba dan perhatian untuk menghanyutkan wanita manis itu ke dalam pelukan. Anak kelas meminta kami saling menyelesaikan peradaban setan kecil-kecilan itu. Wanita itu semakin menangis menjadi-jadi. Aku pun terhanyut ketika menatap tajam tangisannya.
Setelah semua masalah selesai, kami menjadi kembali baik. Berbulan-bulan di kelas yang diberi julukan GPS 2 itu membuat aku nyaman. Tapi sampai berbulan-bulan itu juga aku belum mengambil ekskul apapun. Berbeda dengan wanita itu, ia sekarang sangat sibuk dengan cita yang ia harapkan di ekskulnya. Kesibukan itu membuat aku dan ia juga kurang mencampur waktu bersama.
Kenyamanan membuat sebuah waktu menjadi lebih singkat, tidak terasa juga harus naik ke jenjang yang lebih serius. Dengan pembagian jurusan, memilih keinginan dan cita yang berbeda. Aku jadi ingat waktu hasil pembagian jurusan yang belum fix itu, namanya tertera pada list anak kelas IPS. Di kelas, wanita manis dan juga cengeng itu tersedu-sedu. Lagi, ia sangat manis ketika menangis. Sahabat yang membuat aku mampu mengagumi kemanisannya.
Setelah masuk pada kelas jurusan masing-masing, kami semakin sibuk untuk melanjutkan sekolah. Wanita itu juga tampak lebih nyaman dengan hari-harinya karena seorang lelaki bergigi tak rapih itu. Tapi, di selipan aku bahagia juga melihat kenyamanannya ada rasa takut. Ia lebih banyak waktu untuk keluar. Aku takut untuk menegurnya, tapi aku memilih menegurnya dengan mulai menjauhinya tanda aku tak suka dengan sikapnya. Berharap wanita itu mengerti, aku juga menolak setiap tawarannya untuk pergi bersama dengan mereka, juga pacarnya. Tapi dia malah menyimpulkan bahwa “kamu minderkan karena kamu jomblo?,” di kantin pagi itu aku menahan perasaan yang tak baik ini. Aku pulang lalu menangis, menceritakan ini kepada bunda bahwa aku sedih juga kecewa.
Aku juga merasa sangat berdosa ketika membuat ia menangis karena perkataanku yang terlalu kasar itu. Perdana, aku juga sangat merasa bersalah.
Banyak sebenarnya yang ingin aku sampaikan dengan wanita itu, tapi aku hanya mampu memandangnya lalu membicarakan semuanya sendiri, tanpa ia dengar, tanpa ia ketahui. Awal kekecewaan itu membuat aku merasa salah telah memilih ia menjadi sahabat yang manis, yang pantas aku tangisi saat berpisah. Namun setelah aku pelajari, ini lah persahabatan.
Aku tetap mencintai wanita manis, cengeng dan berpipi chubby ini sebagai seorang saudara yang membuat aku belajar untuk royal. Sedikit malu untuk menyampaikan bahwa aku merindukannya, aku hanya membicarakan kerinduan ini dengan teman yang menemaniku memandangnya di lapangan di siang yang panas tadi. Rindu itu disampaikan kepadanya dari temanku, dia tertawa kecil. Haha, lucu ya? Aku merindukan sahabat yang jelas saja 1 sekolah denganku. Tapi inilah, kedekatan yang aku rindukan.
Kalau saja lembaran rindu ini ia buang, mungkin semuanya akan terbungkus rapih. Nony ayu kusuma.