Senin, 16 Desember 2013
Ku Tak Menyangka
Kenalkan nama ku Mei, Aku memiliki sahabat yang bernama Syifa dan Aryanda. Aku adalah anak orang miskin, Ibu ku adalah pembantu di rumah Sahabat ku Syifa, walaupun begitu Syifa tak pernah merendahkan ku.
Pagi itu di sekolah, Wali kelas kami datang bersama seorang anak lelaki
“Tolong diam semua, Silahkan perkenal kan nama mu!”
“Ya bu, Perkenal kan nama saya Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan, Saya pindahan dari Jakarta”
“Hai Iqbaal”
“Ya sudah Iqbaal silahkan duduk dengan Aryanda”
“Ya pak” Berjalan mendekati Aryanda
Istirahat
Kami mengajak Iqbaal untuk makan bersama kami. Kami makan sambil bercanda riang.
Di sekolah Iqbaal termasuk siswa yang populer, padahal ia adalah anak baru. Kepopulerannya di mulai dari ia mengikuti ekskul basket dan ikut tanding basket tingkat provinsi, ia mencetak banyak poin dan membuat sekolah kami menang mutlak.
Hubungan persahabatan kami baik-baik saja hingga suatu hari aku mengetahui bahwa Syifa menyukai Iqbaal. Tapi kenyataannya adalah Iqbaal menyukai aku. Lalu syifa mengancam Iqbaal akan membuat hidup ku sengsara bila Iqbaal tidak mau menjadi pacar nya.
Keesokan harinya setelah Iqbaal dan Syifa resmi pacaran. Syifa mengumbar-umbar kepada anak satu sekolah bahwa ia sudah jadian dengan Iqbaal. Saat mendengar kabar itu hati ku hancur. Dan dari situ persahabatan kami mulai renggang, Syifa melarang Iqbaal untuk bertemu dengan ku. Jadi setiap hari aku hanya berdua dengan Aryanda.
Malam ini adalah ulang tahun Syifa yang ke 17, aku datang berdua dengan Aryanda. Saat di pesta, tanpa sepengetahuan syifa aku bertemu dengan Iqbaal, Iqbaal menceritakan bahwa ia dipaksa oleh Syifa untuk menjadi pacarnya. Tapi, tanpa sepengetahuan kami, ternyata Syifa melihat kami berdua. Saat kami kembali ke tengah-tengah pesta Syifa menceburkan ku ke kolam, padahal sekarang adalah malam hari, lalu ia mencaci ku dengan sebutan GEMBEL. Tapi, tiba-tiba Iqbaal datang menolong ku. Lalu ia memutuskan Syifa di tengah-tengah orang ramai. lalu ia menganta ku pulang ke rumah.
Keesokan malam Syifa membakar tempat tinggal ku, dengan segudang amarah. Rumah ku yang terbuat dari bambu langsung cepat hangus dan tinggal puing-puing. Akhirnya sekarang aku bekerja sebagai seorang pemungut barang bekas, karena ibu ku di pecat. Sekarang aku dan Ibu ku tinggal di dalam sebuah gerobak kecil. Aku hanya memikirkan bagaimana dengan ibu ku yang merasakan kedinginan di antara gelapnya malam. Walau begitu ibu ku selalu menyuruh ku menyisakan sebagian penghasilan ku untuk sedekah kan.
7 tahun sudah berlalu.
Aku sekarang menjadi pemilik sebuah perusahaan (Tas, Sepatu dan Akhsesoris). Aku menjadi seperti ini karena aku menolong seorang kakek yang kelaparan. Walau saat itu aku hanya memiliki sepotong roti, yang harus di bagi dua dengan ibu ku, akhir nya aku bagi dua untuk kakek itu dan ibuku, walau akhirnya aku kelaparan. 3 hari setelah kejadian aku bertemu dengan kakek penemis itu, Aku sedang memungut barang bekas di pinggir jalan, ada sebuah mobil yang menghampiri ku. Si sopir mengajak ku dan Ibu ku ke rumah yang mewah, ternyata itu adalah rumah si kakek, kakek itu adalah pemilik perusahaan besar tetapi tidak punya keluarga. Karena ia melihat perjuangan ku yang gigih untuk membahagiakan ibu ku, ia akhir nya memberikan perusahaan nya untuk ku.
Sekarang tidak ada lagi orang-orang yang menghina ku lagi, aku sangat di hormati. Oh ya aku sekarang menjadi Nyonya Iqbaal. Dan aryanda menjadi kakak angkat ku.
Siang ini aku melihat seorang wanita sepantar ku di pinggir jalan. Sepertinya aku mengenali orang itu, Ya itu Syifa. Akhir nya aku menghampiri nya, dan bertanya tentang kisah hidup nya, kenapa ia bisa menjadi seperti ini. Ternyata kedua orang tua Syifa telah meninggal karena kecelakaan dan Aset perusahaan diambil oleh teman ayah nya, yang menipu nya. Aku pun mengajak ia untuk tinggal di rumah ku. Dan kami hidup bahagia…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar